Wellcome in My Blog Sebening Embun Pagi

Minggu, 02 Oktober 2011

PENANTIAN DI MASA DEPAN


    Malam itu begitu gelap, tak terdengar satupun suara terkecuali hanya beberapa ekor jangkrik yang sedang bercengkrama dengan sesamanya di pekarangan tanpa cahaya itu. Langit yang biasanya terhiasi oleh ribuan bintang, kini hanya bintang dari ujung ke ujung. Tapi, Bulan yang masih konsisten untuk terus bersinar terang meski sedikit teman yang menemani.
    Aku tetap pada posisi ku semula, pandangan ku berjalan menatap hamparan dinding dengan cahaya remang-remang. Tatapan ku terus menyusuri setiap sisi-sisi itu dengan jelas, hingga tatapan ini terhenti pada sebuah objek figura kuno, mata ku dipaksa untuk menatap fotonya yang terpampang jelas di figura kuno itu.
    Hatiku bimbang untuk menghadirkannya dibenak ku kembali, tapi mata ini terlanjur menatapnya mata initak bisa bohong dan hati ini ingin berbicara jujur. Masa lalu yang telah terpendam di dasar lubuk hati ini. Tangan ini mencoba meraih figura kunoyang terpasang di dinding kamarku, ku tatap lekat-lekat figura kuno itu, tertulis secarik kata-kata rapi di balik seulas foto itu. Ku pahami setiap kata yang tertera di balik seulas foto itu, bibirku mulai bergerak-gerak mengikuti kata demi kata yang terangkai dalam syair tanpa nada itu, begitu ku ulangi terus menerus.
Kunikmati setiap kata dalam syair itu, sampai ku tak memperdulikan terjangan angin malam yang terasa begitu dingin menerobos melewati fentilasi-fentilasi jendela kamar.
    Buku Diary di sampingku ikut menari menikmati malam yang tak ku temui di setiap malam. Ku ulangi syair-syair tanpa nada itu hingga berulang kali, sampai dentengan jam dinding yang menyadarkanku dalam lamunan masalalu yang tak sengaja terkuak kembali dimalam itu.
Aku tersontak, aku terdiam mencoa memahami keadaan. Sekilas ku pandangi foto itu kembali dan kembali terdiam.
“ (Diary ku berkata). Hey.... kenapa kau berhenti?? Ayo nyanyikan kembali syair itu.”
“ Aku tak mengerti apa yang aku lakukan, itu hanya syair-syair yang tak berarti!! syair kenangan yang tak sengaja ku ulas kembali, syair dengan sang masalau!?” ucap ku.
“ lalu untuk apa kau lantunkan kembali, untuk pa kau hadirkan kembali???” kembali tanya sang Diary.
“ Aku hanya mengikuti naluriku! Sudahlah aku tak ingin memperdebatkan syair itu dengan mu!! cukup, biar aku yang merasakan pahitnya syair itu!!!” tegasku.
“ Hah...!!!! kau bohong, sebenarnya kau teringat dengan nya bukan? Kau tak bisa bohongi aku, kau telah menulis banyak hal tentang dia dan perasaan mu padaku..!!” jelas Diary
“ Aku tak perduli semua itu, aku akan melupaknnya..! aku juga tak mau berdebat dengan mu hanya karena masalah yang tak ada gunanya ini..!!” ucapku sinis
“ Dasar kau manusia!! tak bisa berfikir nyata. Kau tak bisa bersahabat dengan nalar dan hati mu!! Dasar bodoh! Apa yang kau fikir tak bisa kau ungkapkan, karena kau taku menyakitinya!.
Apa yang kau tulis tak bisa kau realisasikan karena kau takut menyalahi takdir!. Apa yang lakukan tak bisa kau pahami karena kau takut akan kepergiannya!. Lalu, apa yang bisa kau perbuat?? hanya diam sedang yang lainbisa berdiri tegak diatas perjuangannya.
“ ( Aku teetunduk mendengar ucapan itu. Dan kemudian aku kembali mengangkat wajahku dan berkata). Sungguh itukah jawabannya??. aku tak bisa terus diam sedabg yang lain terus berlari.
Aku tak bisa terus diam sedang yang lain masih bisa tersenyum!!” ucap ku mantap.
“ ini bukan akhir dari suatu perjuangan, tapi ini adalah bagian dari proses kesuksesan.!!” tambah ku lebih optimis.


“ teruslah melangkah jangan menunda dalam satu langkah, karena jika kamu menunda satu langkah itu maka kamu akan mendapati kesulitan di langkah mu kemudian. Perjalanan masih begitu panjang dalam hamparan gemerlap masa depan yang tak pernah kau duga sebelumnya...!!. jadikan apa yang terjadi sekarang sebagai pelajaran di masa depan. Karena apa yang kamu anggap tidak berguna untuk sekarang, mungkin akan lebih berguna untruk masa depan!!!!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar